ππΆππΆ π²πΆπππ πΉπΆπ π«ππππππ·πΆπππΆπ π«ππππππππ½πΆπ π΅πΆπ½πΆππΆ π«ππππΆππΆ
Masa Waktu dan Perkembangan Pemerolehan Bahasa Pertama
Pada Kegiatan Belajar 2, kita mempelajari perkembangan pemerolehan bahasa pertama anak. Terdapat tiga bagian penting dalam perkembangannya, yaitu perkembangan prasekolah, perkembangan ujaran kombinatori, dan perkembangan masa sekolah. Dalam perkembangan prasekolah, terdapat perkembangan pralinguistik, tahap satu kata, dan ujaran kombinasi permulaan.
Perkembangan pralinguistik ditandai dengan pertukaran giliran antara orang tua (terutama ibu) dan anak. Pada tahap perkembangan ini, anak mengembangkan konsep dirinya dan membedakan dirinya dengan objek serta hubungannya dengan objek dan tindakan.
Setelah tahap pralinguistik, anak masuk ke tahap satu kata. Pada tahap ini, anak berusaha mengumpulkan nama-nama benda dan fenomena yang mereka temui sehari-hari. Kata-kata yang pertama kali diperoleh adalah kata-kata yang menyatakan perbuatan, sosialisasi, tempat, dan pemerian.
Selanjutnya, perkembangan bahasa pertama anak ditandai dengan panjang ucapannya. Panjang ucapan anak menjadi petunjuk perkembangan bahasa yang lebih baik daripada usia kronologisnya. Brown menemukan lima tahapan pemerolehan bahasa pertama yang dibatasi oleh panjang ucapan rata-rata.
Pada tahap I PUR, terjadi perubahan dari ujaran satu kata menjadi ujaran kombinasi. Perubahan ini disebut sebagai "bahasa telegrafik" karena morfem-morfem yang diekspresikan cenderung sarat isi. Pada tahap ini, anak-anak menggunakan kata-kata yang mengandung isi yang padat dan penting, seperti nomina, verba, adjektiva, dan adverbia. Beberapa kata yang dapat dihilangkan dalam ujaran ini adalah depan, kata hubung, dan partikel.
Meskipun setiap anak memiliki perkembangan bahasa yang unik, terdapat persamaan umum pada tahap ini. Anak-anak mengekspresikan makna dengan menggunakan kombinasi bahasa yang sarat isi namun singkat. Mereka juga menggabungkan atribut objek dan asosiasi objek dengan orang.
Contoh situasi komunikasi pada tahap ini adalah saat anak menjawab pertanyaan "Itu apa?" dengan "Itu boneka, Bu" atau saat anak berkata "Jangan ribut" ketika berhenti bermain boneka yang berbunyi keras jika diputar. Anak juga menggunakan kalimat seperti "Tangkap kucing" ketika bersiap-siap menangkap kucingnya.
Dalam tahap ini, kombinasi yang dibuat anak mengandung unsur dasar berupa pelaku (agen), tindakan (aksi), dan objek. Terdapat tiga pola kombinasi yang umum digunakan anak, yaitu agen + aksi, aksi + objek, dan agen + objek.
Perkembangan bahasa pada tahap II ditandai dengan penggunaan kalimat yang lebih panjang. Pada tahap ini, anak mulai menggunakan morfem-morfem gramatikal dalam ujaran mereka. Mereka juga dapat menghubungkan dua hal bersama-sama dan memperluas istilah dalam suatu hubungan atau relasi.
Anak juga menggabungkan konstruksi-konstruksi yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya. Mereka dapat menggabungkan, menghaluskan, memperinci, dan memperluas makna-makna dan sarana ekspresif yang tersedia. Penumbuhan bahasa pada tahap ini berjalan secara teratur.
Perkembangan pemerolehan bunyi anak-anak dimulai dari pembuatan bunyi menuju pengertian. Terdapat dua periode dalam pemerolehan bunyi anak-anak, yaitu periode vokalisasi prameraban dan periode meraban.
Selama tengah tahun pertama, anak-anak memvokalkan bunyi secara acak dan membedakan bunyi yang penting, seperti suara insani vs noninsani, ekspresi marah vs bersahabat, suara anak-anak vs suara orang dewasa, dan intonasi beragam.
Ciri-ciri suprasegmental bahasa mereka mudah terlihat atau terdengar. Bunyi-bunyi tertentu dalam vokalisasi anak pada masa prameraban mungkin hilang. Anak-anak sering menggunakan tuturan bayi seperti mengucapkan "siapa" menjadi "ciapa" atau "rumah" menjadi "lumah". Mengikuti tuturan bayi saat berbicara kepada anak-anak membuat mereka bingung.
Teori Keutamaan Pemerolehan Leksikon menyatakan bahwa anak-anak mengenali makna berdasarkan persepsi bunyi yang mereka dengar, mengganti tuturan mereka menuju ucapan orang dewasa, dan menguasai bunyi-bunyi tertentu.
Perkembangan penggabungan kalimat oleh anak memerlukan beberapa tahun dalam perkembangan bahasa mereka. Penggabungan kalimat ini melibatkan empat dimensi, yaitu penggabungan klausa setara, penggunaan klausa bawahan pada klausa utama, variasi susunan klausa, dan penggunaan perangkat semantik-sintaksis yang lebih kompleks.
Cara penggabungan kalimat ini tidak harus berurutan, tetapi dipengaruhi oleh kebutuhan anak dalam mengekspresikan ide. Pada perkembangan masa sekolah, anak-anak memiliki orientasi bahasa yang berbeda-beda. Setiap bahasa anak akan mencerminkan kepribadian mereka.
Siswa taman kanak-kanak sudah memiliki rasa bahasa pertama sehingga mereka dapat mengenal dan mengapresiasi bahasanya dengan cara yang mengagumkan. Sebagai guru, Anda harus memberikan stimulus yang familier agar mereka dapat mengemukakan pengalaman mereka sendiri, seperti perayaan ulang tahun, tanaman, hewan peliharaan, teman, dan hal menarik lainnya.
Di sekolah, beri mereka banyak latihan berbahasa dengan cara bermain dan menyenangkan. Pada masa sekolah, anak mengembangkan dan menggunakan bahasa secara unik dan universal. Perkembangan bahasa pada masa sekolah dapat dibedakan dalam tiga bidang: struktur bahasa, pemakaian bahasa, dan kesadaran metalinguistik.
Elena Sihotang π
Komentar
Posting Komentar